Razia Kelas, Saat Diperiksa Isi Tas Siswi SMA Ini Malah Membuat Guru-Gurunya Menangis Tiap Malam


Spontan saja siswi itu menangis sejadi-jadinya. Siswi-siswi lain juga terkejut. Para guru yang mengenalnya sebagai seorang siswi yang pintar dan disiplin merasa heran dengan kelakuan siswi ini, namun mereka tetap bersikeras memeriksa tasnya.

Tempat itu pun berubah menjadi hening..

Setelah berdiskusi ringan, tim pemeriksa sepakat untuk membawa siswi tersebut ke kantor sekolah agar keadaanmenjadi tenang dan tidak menimbulkan keributan bagi siswi yang lain.
Mereka pun membawa siswi tersebut diikuti para guru serta sebagian siswi lainnya yang merasa penasaran. Siswi tersebut kini masuk ke ruangan kantor sekolah, sementara air matanya mengalir seperti hujan.

Siswi tersebut memperhatikan orang-orang disekitarnya menatapnya dengan wajah kebencian sekaligus keheranan, seakan-akan mereka siap mempermalukannya di depan umum!

Karena perilakunya selama satu tahun ini baik dan tidak pernah melakukan kesalahan dan pelanggaran, maka kepala sekolah menenangkan hadirin dan memerintahkan para siswi lainnya agar membubarkan diri. Dengan penuh santun, kepala sekolah juga memohon agar para guru meninggalkan ruangannya sehingga yang tersisa hanya para tim pemeriksa saja.

Kepala sekolah berusaha menenangkan siswi malang tersebut. Lantas bertanya padanya, "Apa yang engkau sembunyikan wahai putriku.?"

Di sini, dalam sekejap siswi tersebut simpati dengan kepala sekolah dan membuka tasnya!

Setelah melihat isi tasnya, tim pemeriksa merasa keheranan, sebab di dalam tas tersebut tidak ada benda-benda terlarang atau haram, atau telepon genggam atau foto-foto. Demi Allah, itu semua tidak ada!

Tidak ada dalam tas itu melainkan sisa-sisa roti..
Yah, itulah yang ada dalam tas tersebut!

Merekapun mengorek informasi dari siswi tersebut seputar roti itu. Setelah merasa tenang, siswi itu berkata, "Sisa-sisa roti ini adalah sisa-sisa dari para siswi yang mereka buang di tanah, lalu aku kumpulkan untuk kemudian aku sarapan dengan sebagiannya dan membawa sisanya kepada keluargaku. Ibu dan saudari-saudariku di rumah tidak memiliki sesuatu untuk mereka santap di siang dan malam hari bila aku tidak membawakan untuk mereka sisa-sisa roti ini.

Kami adalah keluarga fakir yang tidak memiliki apa-apa. Kami tidak punya kerabat dan tidak ada yang peduli pada kami.

Inilah yang membuat aku menolak untuk membuka tas, agar aku tidak dipermalukan di hadapan teman-temanku di kelas, yang mana mereka akan terus mencelaku di sekolah, sehingga kemungkinan hal tersebut menyebabkan aku tidak dapat lagi meneruskan pendidikanku karena rasa malu. Saya mohon maaf sekali kepada Anda semua atas perilaku saya yang tidak sopan."

Saat itu juga semua yang hadir menangis sejadi-jadinya, bahkan tangisan mereka berlangsung lama di hadapan siswi yang mulia tersebut. Ibu kepala sekolahpun memeluk erat siswi itu sambil tak kuasa menahan air matanya. Tirai ruanganpun ditutup karena ada kejadian yang menyedihkan tersebut.

Karenanya wahai saudara dan saudariku, ini adalah satu dari tragedi yang kemungkinan ada di sekitar kita, di lingkungan tempat tinggal kita, namun kita sering tidak mengetahuinya atau bahkan kita terkadang berpura-pura tidak mengenal mereka.

Wajib bagi seluruh sekolah dan pesantren untuk mendata kondisi ekonomi para santri-santrinya agar orang yang ingin membantu keluarga fakir miskin dapat mengenalinya dengan baik.

Kita memohon kepada Allah agar tidak menghinakan orang yang mulia dan memohon pada-Nya agar Dia selalu menjaga kaum Muslimin di setiap tempat. Amin.

feminan.com
Back To Top